Sinosis Rooftop Prince Ep. 14
‘Tae Yong’ membuka amplop dihadapan Se
Na, ia mulai berasumsi mengenai teori
stempel berkaitan stempel yang ada di
dalam amplop tersebut. Sekali lagi ‘Tae
Yong’ memastikan apakah amplop itu milik
Se Na, namun ternyata di dalam amplop
tersebut terdapat stempel Tae Yong, yang
artinya dari awal itu memang milik ‘Tae
Yong’ yang sengaja isinya ditukar oleh Se
Na. Mendengar penjelasan ‘Tae Yong’, Se
Na langsung pucat pasi, diam seribu
bahasa. Ia pun meneteskan air mata dan
mengatakan kalau alasannya tak lain
karena dia terlalu mencintai Tae Yong dan
menjadikan kedekatan Tae Yong dan Park
Ha sebagai alasan tambahan.
“Jadi itu alasanmu menipuku dan mengirim
Park Ha jauh-jauh?” tanya Lee Gak
Se Na mencoba berfikir, dan akhirnya ia
mengatakan kalau neneklah yang
menyuruhnya menyerahkan tiket kepada
Park Ha. Lee Gak kaget tak percaya. Se Na
meminta maaf, ia berkelit tak seharusnya
dia menuruti keinginan nenek. Lee Gak
menyuruh Se Na meminta maaf atas nama
nenek, namun Se Na memperkuat alibinya
dengan mengatakan kalau ini tetap
kesalahannya. Lee Gak tampak berfikir
keras.
Se Na mengendarai mobil dengan kesal,
sambil menelpon nenek. Ia segera
mengunjungi nenek. Lee Gak juga
mengendarai mobilnya sambil memikirkan
setiap keanehan yang berkaitan denga Se
Na.
Se Na segera mengadu kepada nenek.
Nenek kesal mendengar Tae Yong
mencarikan apartemen untuk Park Ha. Ia
pun mengadu pada nenek, karena
kekesalannya ia mengirimkan tiket ke
Amerika untuk Park Ha. Nenek membela
perbuatan Se Na. Namun lagi-lagi sambil
menangis Se Na mengatakan kalau
perbuatannya tidak baik, (jadi memang ide
Se Na khan yang ngasih tiket, bukan
suruhan nenek). Nenek semakin membela
Se Na dan mengatakan kalau hati Se Na
terlalu lembut. Se Na menggunakan
kesempatan ini untuk mengatakan kalau Te
Yong marah padanya sehingga ia memakai
nama nenek untuk memberikan tiket pada
Park Ha. Nenek yang memang tersulut
emosi tetap membela Se Na dan tak
keberatan namanya di kambing hitamkan.
Hp Se Na bergetar, ia melihat Hp nya
kemudian diam2 mematikannya sementara
nenek masih mengomel perihal Tae Yong
dan meminta Se Na tak perlu khawatir,
karena ia yang akan menanggung
semuanya.
Se Na keluar rumah nenek, ia melihat mobil
‘Tae Yong’ di sana. Dengan cuek ia
memasuki mobilnya. Dari dalam mobil Lee
Gak menatap tajam Se Na kemudian
memacu mobilnya.
Di sebuah apartemen, Tae Mo sibuk
mandori pekerja yang sedang merapihkan
apartemen. Ia menelpon Se Na dan
memintanya datang. Se Na menjawab
dengan nada memancing, karena dia
merasa tak punya kuasa lagi mengunjungi
apartemen karena tak tinggal di sana lagi.
Padahal memang mobilnya menuju ke sana,
tanpa disadari ternyata Lee Gak
mengikutinya.
Se Na memarkir mobilnya di areal parkir,
yang ternyata Lee Gak sudah di sana
mengamati Se Na yang bertemu dengan
Tae Mo.
Tae Mo meminta Se Na kembali ke
apartemen dengan alasan ayah mereka
sudah menyetujui hubungan mereka, ia pun
segera memeluk Se Na sepihak. Lee Gak
melotot melihatnya. Tae Mo mengatakan
kalau dirinya bisa menerima semua tentang
Se Na (ohh, so sweet). Namun Se Na
malah melepas pelukannya dan segera
masuk ke mobilnya. Tae Mo berteriak pada
Se Na, “Tae Yong tidak mencintaimu, hanya
aku yang mencintaimu!”.
Lee Gak terperanjat mendengarnya, Se Na
mengabaikan Tae Mo dan memacu
mobilnya melewati mobil Lee Gak. Lee Gak
menatap tajam Tae Mo.
Se Na mengunjungi sebuah apartemen, Lee
Gak masih mengikutinya, ia melihat
apartemen yang dimasuki Se Na dan
teringat kalau Park Ha pernah mengtakan
itu adalah rumah ibunya. Ibunya kebetulan
keluar, Se Na segera menyapanya, namun
Ibunya buru2 dan mengatakan kalau dirinya
mau mengambil paketan kiriman Park Ha.
Se Na bersikeras memanggil ibunya dan
menanyakan posisi Park Ha. Si ibu pun
mengatakan kalau Park Ha ada di Jinan. Se
Na tersenyum mendengarnya. Lee Gak
keluar dari mobil dan menguping
pembicaraan mereka. Lee Gak shock,
mengetahui Se Na dan Park Ha ber-ibu
yang sama.
Lee Gak berdiri di tepi sungai, ia teringat
kembali hari di mana putri mahkota
mengambang di kolam, ia juga teringat
detik2 awal ia mengenali Se Na, ia juga
mencerna kembali perkataan Park Ha ‘Putri
Mahkota dan Hong Se Na, apa mereka
benar2 orang yang sama? Bukan dari
penampilan, tapi kepribadiannya’. Ia
teringat Se Na yang menyangkal memiliki
adik, padahal faktanya ia meng-ibu pada
wanita yang dibawa Park Ha ke rumah atap
sebagai ibunya.
Lee Gak galau (istikharah bang ;p) ia
bingung antara menuruskan jalan yang
telah dipilihnya atau memilih takdir lain. Ia
berasumsi bila dirinya tak berhasil
menemukan alasan ia pergi dari joseon ke
abad 21, maka ia tak akan bisa kembali ke
Joseon.
Lee Gak mengajak Se Na ketemuan di cafe,
Se Na mendatanginya dengan perasaan
cemas. Namun ia mendekati ‘Tae Yong’
dengan senyuman indahnya dan kalimat
gombalnya. Berbeda dengan ‘Tae Yong’
yang memang memasang wajah kusut dan
kaku dari awal. Ia bertanya sebenarnya
orang seperti apakah Se Na. Hal ini
membuat Se Na terkejut, namun tetap
dengan wajah manisnya. ‘Tae Yong’
kembali mengatakan apakah Se Na orang
yang dicarinya atau bukan. Se Na semakin
kaget, ia mengatakan kalau Tae Yong
masih marah perihal tiket, maka Tae Yong
harus bertanya pada nenek. Namun ‘Tae
Yong’ membentaknya dan memintanya
berhenti bicara dan mengancam Se Na,
“jika kau berbohong sekali lagi padaku
maka aku tidak akan memaafkanmu”.
Se Na bertingkah marah dan mengancam
akan pergi. Namun ‘Tae Yong’ meraih
tangannya, dan menyuruh Se Na duduk,
“duduk!. Hingga aku selesai bicara, jangan
bergerak satu langkah pun”.
Se Na memandang ‘Tae Yong’ yang sedang
memasang wajah marah kemudian kembali
duduk. ‘Tae Yong’ kembali melanjutkan
pembicaraannya.
“Kau,,, jelas sekali sedang kencan dengan
Tae Mo. Tapi kau menipuku dan
menyembunyikan hubungan kalian”. Se Na
terperangah.
“Kau dan Park Ha adalah kakak beradik.
Tapi kau menyembunyikannya dan berkata
padaku kau tidak punya saudara”. Se Na
semakin terhenyak, bibirnya bergetar,
ditambah lagi ‘Tae Yong’ menatap tajam
dirinya.
“Apakah kau tahu apa yang telah kau
lakukan? Kau melakukan sesuatu yang tak
seharusnya! Setelah semua hal itu, kau
berharap dimaafkan? Tapi kau terus
berbohong. Haaa??!!” teriak ‘Tae Yong’. Se
Na tergugu.
“Semua yang kau katakan padaku, apakah
ada yang benar? Semua tentangmu adalah
kebohongan. Kau bukanlah orang yang
kucari. Aku tidak bisa menikahi orang
sepertimu”. Se Na semakin salah tingkah,
tangannya gemetaran mendengar ucapan
‘Tae Yong’. (pertanyaan bagus om Lee
Gak, udahlah Se Na sama Tae Mo aja yang
jelas2 mau nerima kau apa adanya)
“Aku sudah selesai bicara, kau boleh pergi”.
Se Na segera menurunkan tangannya dari
atas meja masih dengan gemetaran.
“Kubilang pergilah!!!” teriak ‘Tae Yong’. Se
Na masih terhenyak antara percaya tak
percaya, ia melangkah gontai meninggalkan
‘Tae Yong’ yang meneteskan air mata.
(hahahah om Lee Gak gaya pengerannya
keluar, gini dong sesekali Se Na di
perlakukan seperti ini).
Lee Gak duduk melamun di rumah atapnya,
trio pengawal memperhatikannya. Lee Gak
menyampaikan kepada trio pengawal
bahwa dirinya tak akan menikahi Se Na.
Trio pengawal kaget, mereka khawatir tidak
bisa kembali ke Joseon kalo Lee Gak tidak
menikahi putri mahkota. Lee Gak meminta
maaf, karena alasan pribadi ia tidak bisa
menikahi Se Na. Trio pengawal hanya bisa
mendesah lemah. Namun begitu di luar
rumah mereka bertiga merenung bersama.
Karena hopeless tak bisa kembali ke
Joseon, Yong Sul memakan daging sapi
simpanannya, Chi San memasang koyo
perbannya, Man Bo mengoleskan krim
bedaknya. Chi San beranggapan kalau
semua ini terjadi karena Lee Gak menyukai
Park Ha. Chi San kesal karena Lee Gak
menyerah hanya karena wanita lain. Yong
Sul menganggap Lee Gak tak bertanggung
jawab. Man Bo kesal, ia memarahi Yong
Sul dan Chi San, “kalau bukan karena yang
mulia, kau sudah dipenggal di Joseon, kau
juga kalau masih di Joseon, kau tak akan
bisa mengoperasi usus buntumu, jadi kau
pasti sudah meninggal!! Kalau bukan
karena Park Ha-ssi, kita pasti sudah jadi
gelandangan”. Yong Sul terdiam sambil
mengemut daging, Chi San juga melongo
dengan koyonya.
Man Bo makin emosi ia bangkit, “jika yang
mulia batal tunangan, aku ingin
memberitahu Park Ha-ssi.”
“Apakah kau tahu dia di mana?” tanya Chi
san
“Dari semua tempat turis yang telah kita
pilih, kau mikir tidak, kenapa aku milih
Jinan?”
Yong Sul dan Chi San terkejut, mereka ikut
bangkit. Man Bo tersenyum puas. Dan dari
penglihatan penonton, penampakan trio
pengawal ini sudah mulai hilang timbul.
Se Na pergi minum2 sendirian di bar. Ia
kesal sehingga tangannya meremas gelas
yang dipegangnya.
Di tempat lain, tampak Park Ha sedang
bermain-main dengan anak anjing, trio
pengawal mencari kediaman Park Ha dan
sesuai tuntutan skenario, mereka bertiga
melihat Park Ha yang sedang melamun di
depan anak anjing. Mereka pun memanggil
Park Ha. Park Ha terkejut, ia menanyakan
kenapa ketiga bocah itu bisa
menemukannya. Trio pengawal pun
memasang tampang innocent mereka.
Park Ha mengajak trio pengawal masuk ke
kamarnya. Di sana Man bo bercerita kalau
dia melihat alamat Park Ha dari paket yang
dikirim Mimi. Yong Sul penasaran kenapa
Park Ha menghilang tanpa dapat dihubungi.
Park Ha meminta maaf pada mereka, dan
menanyakan kondisi mereka bertiga. Chi
San tidak menyia-nyiakan perhatian Park
Ha, ia segera meminta dibuatkan omurice,
Man Bo dan Yong Sul sepakat mengiyakan
sambil mengelus2 perut mereka. Park Ha
protes, kenapa ia harus memberi trio
pengawal makan. Man Bo pun berkata
kalau Park Ha memberikan mereka
makanan, maka ia akan mengabarkan
berita baik. Park Ha menyelidiki keseriusan
mereka. Trio pengawal pun manggut2
meyakinkan Park Ha.
Park Ha segera membawakan omurice
untuk mereka dan menagih berita baiknya.
Man Bo memastikan kalau Park Ha tidak
akan pingsan mendengarnya. Yong Sul
segera mengatakan kalau yang mulia
membatalkan pertunangannya dengan Se
Na. Park Ha kaget, Ia dan Chi San bersiap
berangkat ke kota, namun Yong Sul dan
Man Bo masih belum selesai makan. Park
Ha ngomel karena mereka kejar2an dengan
bis terakhir. Chi San akhirnya memutuskan
mengecek kedua temannya di dalam. Dan
ternyata Man Bo menyuapi nasi satu
persatu ke mulutnya. Yong Sul kesal, ia
menyarankan Man Bo sekalian menghitung
jumlah nasi yang ada. Chi San kesal, ia
segera mengadu kepada Park Ha, dan
menyuruh Park Ha pergi lebih dulu. Park Ha
pun segera berlari mengejar bis.
Chi San kembali memarahi Man Bo. Man
Bo berniat menghabiskan makanannya,
kemudian ia membanting sumpitnya,
“apakah kalian ga ngerti? Park Ha dan yang
mulia memiliki banyak hal untuk
dibicarakan. Mereka butuh waktu berdua.
Kalian sungguh bodoh. Memalukan.”.
Yong Sul dan Chi San terdiam menyadari
kebodohannya, mereka pun bertanya apa
yang akan mereka lakukan di rumah tanpa
pemilik. Man Bo tersenyum licik dan
berkata telah menyiapkan sesuatu.
Trio pengawal rupanya ingin berenang.
Mereka pun berenang, satu persatu kepala
mereka muncul di atas permukaan air
dengan ekspresi bermacam2. (omoo Yong
Sul, tampan ;p). Kemudian lewatlah 3 gadis
berbikini yang melambai pada mereka, jelas
saja trio pengwal mupenk, Chi San yang
menyadari kondisi teman2nya segera
menutupi mata Yong Sul dan Man Bo. Man
Bo segera mendapat ide untuk melukis
bikini, Chi San dan Yong sul memandangi
gambaran Man Bo dengan antusias.
Sesekali Chi San masih menengok ke
belakang melihat gadis2 berbikini, namun
Man Bo segera memalingkan kepala Chi
San. Sketsa bikini pun sukses, Man Bo
menggambar tanpa celah, namun tetiba
ada air yang menetes sehingga sketsa itu
luntur.
Man Bo shock, ia segera memandang ke
asal cairan. Yong Sul pun segera mengelap
encess nya yang sudah berseliweran.
(omooo, Yong Sul bikin ilpil).
Yong Sul berdalih kalau gambaran Man Bo
sangat nyata sehingga mempengaruhinya.
Chi San segera menggoda Yong Sul. Man
Bo menanyakan apakah liur itu berasal dari
mulut atau hidung. Yong Sul segera meraba
bibirnya dan mengatakan kalau itu dari
mulut. Chi San tersenyum nakal. Yong Sul
salah tingkah dengan terus2an memegangi
hidung-bibirnya.
Park Ha mendatangi rumah atap, dan
segera menemukan Lee Gak yang sedang
melamun di teras. Lee Gak menoleh ke arah
Park Ha. Park Ha mendekati Lee Gak dan
segera menanyakan alasan Lee Gak
membatalkan pertunangan, “kalau kau
membatalkan pertunanganmu dan batal
menikah, bagaimana kau bisa tahu kenapa
kau datang ke sini dari Joseon?”
Bukannya menjawab, Lee Gak justru
memeluk Park Ha, “Kau fikir aku tenang2
saja? Aku tidak punya solusi lain”.
Park Ha berusaha melepaskan pelukan Lee
Gak, namun Lee Gak makin merapatkan
pelukannya dan berkata, “maafkan aku.
Mulai sekarang aku tidak akan
menyulitkanmu lagi. Aku minta maaf”. Park
Ha berkaca-kaca mendengarnya.
Tae Mo duduk di dalam apartemennya, Se
Na datang, ia kaget karena Tae Mo masih
ada di sana. Tae Mo menanyakan apakah
Se Na mabuk, Se Na diam,
“Tae Mo apakah kau memandangku
rendah?”
“Pria itu… apakah memandangmu rendah?”
“Kenapa kau masih menerimaku? Kau bisa
membenciku sebanyak yang kau mau”
Tae Mo segera meraih pundak Se Na dan
memeluknya, “aku… mengerti semuanya
tentang mu. Di dunia ini hanya ada kita
berdua. Karea sekarang kau sudah kembali,
kita harus saling menyanyangi.”
Se Na membalas pelukan Tae Mo, “mulai
saat ini, aku hanya akan mendengarkanmu.
Aku akan melakukan semua hal yang kau
inginkan. Berpura2 jadi putri Ny. Jang, aku
bisa melakukannya”.
Tae Mo tersenyum, “baiklah, aku akan
mengurusi semuanya. Jadi kau hanya perlu
percaya padaku. Dan berpura-puralah jadi
putrinya”.
“Lalu singkirkan Park Ha, buat dia lenyap
dari pandanganku.”
“Baik, bila itu maumu akan aku lakukan”
“Aku punya permintaan lain, buat Yong Tae
Yong lenyap”.
Tae Mo tersenyum licik, “aku pasti
melakukannya”
Keesokan harinya, Se Na mengunjungi
rumah nenek, yang ternyata Lee Gak sudah
menunggunya di pagar. ‘Tae Yong’
meminta Se Na mendengarkan ucapannya
sebelum masuk,”aku juga dipanggil nenek,
bila kau ikut masuk, maka akan tidak
nyaman buatmu”
Se Na tersenyum sinis, “apa yang terjadi?
Apakah kau berniat membantu seseorang
yang sedang kesulitan?”
“Aku akan memberitahu nenek, kalau
pembatalan pertunangan karena
kesalahanku, Se Na kau boleh pulang. Kau
tidak perlu mendengar teguran nenek.”
“Kenapa kau melakukan ini? Apakah ingin
pamer padaku? Apakah kau menemukan
kejelekanku?”
“Pertunangan ini batal karena
ketidakberdayaanku, jadi kau harus kembali
ke dirimu yang semula sebelum kau
bertemu denganku, hiduplah seperti dirimu
sebelumnya”
“Kau fikir aku akan melakukan apapun yang
kau inginkan?”
“Aku akan menyelesaikan urusan di sini,
pergilah” ucap ‘Tae Yong’ kemudian masuk
ke dalam rumah. Se Na cemas ia mulai
berfikir.
‘Tae Yong’ menemui nenek, di dalam ia
disambut Tae Mo yang menanyakan alasan
pembatalan pertunangannya. Lee Gak
menatap tajam Tae Mo dan sebaliknya.
Nenek segera menyuruh mereka duduk.
‘Tae Yong’ meminta maaf. Namun nenek
memotongnya dan mengatakan tidak ingin
membahas pertunangan. Ayah Tae Mo
penasaran, namun nenek bersikeras
menolak perihal pembatalan pertunangan.
Alih-alih nenek malah meminta ayah Tae
Mo untuk meyakinkan pemegang saham
agar memberikan posisi CEO pada Tae
Yong. Ayah Tae Mo berkelit, kalau hal itu
akan membuat karyawan curiga. Nenek
meminta Tae Mo untuk meyakinkan dewan
direksi agar memberikan posisi CEO pada
Tae Yong. Hal ini membuat Tae Mo kesal.
Lee Gak menatap tajam Tae Mo.
Di dalam mobil ayah Tae Mo mengomel,
Tae Mo meyakinkan ayahnya kalau mereka
bisa memegang pengaruh di dewan direksi
karena kehadiran Ny Jang. Ia juga
mengatakan kalau Se Na adalah putri Ny.
Jang.
Sesampai di kantor, Ayah Tae Mo segera
menjabat lembut tangan Se Na, ia tertawa
dan meminta maaf pada Se Na. Se Na
tersenyum kelu.
“Aku selalu berfikir, kau berasal dari
keluarga baik-baik, bukan dari penjual ikan.
Jadi ketua Jang adalah ibu kandungmu?”
“Ya, aku sangat terkejut.”
Tae Mo tersenyum puas melihat keakraban
Se Na dan ayahnya. Ia segera mengajak Se
Na bicara. Tae Mo mengatakan kalau ia
membutuhkan rambut Park Ha untuk
melakukan test DNA sebagai barang bukti
dan mengganti identitas Park Ha dengan Se
Na setelah itu meminta sampel Ny. Jang.
Park Ha menyapu halaman rumah atap,
kemudian trio pengawal muncul dengan
membawa semua barang2 Park Ha. Setelah
itu mereka segera menyusul Lee Gak ke
kantor. Park Ha tersenyum melihat ulah trio
pengawal.
Lee Gak meminta trio pengawal menyelidiki
Tae Mo dan Se Na, trio pengawal terkejut
dan menuntut pnjelasan,
“Putri mahkota di Joseon berhati lembut,
namun Putri mahkota di sini bukan wanita
yang baik. Hal ini pasti alasan kita dikirim
ke sini. Karena itu aku ingin kalian
menyelidiki hubungan Tae Mo dan Se Na”
Trio pengawal mulai berdiskusi membahas
perintah barunya.
“Jadi selama ini Putri mahkota menjalin
hubungan rahasia, dia sungguh wanita licik”
ucap Man Bo.
Chi San segera mengkaitkan keanehan Se
Na dengan putri mahkota Joseon, “ada
rumor di sekitar istana yang beredar bahwa
putri mahkota sebenarnya orang yang keji
dan tanpa ampun, mungkin saja bila orang2
menyebarkan rumor itu, maka akan
dibunuh, jadi mereka tutup mulut. Yong Sul
dan Man Bo merapatkan diri mendekati Chi
San.
“Ketika adiknya akan terpilih menjadi putri
mahkota, ia merusak wajah adiknya
menggunakan setrika, sehingga ia yang
terpilih. Itulah rumor anehnya.”
Yong Sul heran kenapa ada orang sekejam
itu, Man Bo manggut2 tanda memahami
sesuatu, kemudian mengatakan kalau rumor
Chi San tak masuk akal.
Trio pengawal memulai aksi penyelidikan
mereka, Yong Sul berusaha menangkap
pencuri supaya bisa dekat dengan ketua
tim keamanan, Chi San mendekati gadis2.
Lee Gak memulai presentasinya dihadapan
seluruh dewan direksi. Tae Mo tersenyum
sinis sambil memandang foto Tae Yong asli
yang terbaring di RS. Lalu tetiba slide
berubah menjadi foto Tae Yong asli yang
terbaring di RS. Seluruh peserta rapat kaget
begitu juga nenek.
Tae Mo segera mengambil alih rapat, “Tae
Yong sebenarnya ada di Amerika dan koma,
kemungkinan kesembuhannya adalah nol
sehingga pria yang ada di sana adalah
palsu!”.
Lee Gak terkejut, nenek marah sehingga ia
pingsan. Lee Gak berniat lari, namun Tae
Mo mengahalanginya dan meninjunya. Tae
Mo menyingsingkan kerah bajunya dengan
bangga dihadapan Lee Gak. Kemudian riuh
tepuk tangan terdengar yang menandakan
bahwa presentasi Lee Gak sukses. Tae Mo
memandang foto itu kemudian mematikan
Hpnya. (ternyata cuma khayalan Tae Mo
pemirsaaah).
Nenek memuji Taek Soo karena telah
mengajari ‘Tae Yong’ dengan cepat, ayah
Tae Mo hanya berdehemm ketika nenek
meminta nya mengatur konpres.
Tae Mo memuji ‘Tae Yong’, dan ia
memperingatkan kalau waktu Tae Yong
sangat terbatas sehingga perlu berhati-hati
dalam permainannya. Hal ini membuat ‘Tae
Yong’ terdiam berfikir.
Di rumah, Ibu Man sedang menonton TV
kebetulan drama saeguk. Se Na datang dan
mengajak ibunya berpiknik. Ibu Man heran,
ia menyangka Se Na terlalu terpukul karena
pembatalan pertunangan. Namun Se Na
berdalih itu lebih baik, karena pertunangan
itu tidak akan mengundang ibunya.
Mendengar ini si ibu makin heran dengan
perubahan sikap Se Na. Namun Se Na
tersenyum dan mengajak ibunya keluar. Ibu
bahagia mendengarnya ia pun dengan
semangat mencandai Se Na, begitu juga
dengan Se Na. (duh, hangat banget
keadaan ini, coba aslinya Se Na begini…
makin cakep dah luar-dalam). Belum hilang
keterkejutan si ibu, Se Na meminta ibunya
mengajak Park Ha dengan alasan Park Ha
bagian keluarga mereka juga. (hahahah
ternyata mau ngambil sampel Park Ha tho).
Mereka bertiga pun makan dengan bahagia,
Se Na dan Ibunya bercanda bahagia. Park
Ha hanya tersenyum kelu. Se Na
membungkuskan samgyupsal untuk Park
Ha sehingga Park Ha heran, Se Na juga
meminta maaf dan meminta Park Ha
memanggilnya Unni. Ibu yang
mendengarnya terkejut, ia pun meminta
Park Ha memaafkan Unni nya, kerena sejak
pembatalan pertunangan Unninya ini
berubah menjadi dewasa. (huuueeekkksss).
Se Na mengajak ibu dan Park Ha ke sauna.
Di ruang Sauna, Se Na menawarkan
sisirnya agar dipakai Pak Ha, tanpa curiga
Park Ha memakai sisir itu, setelah dirasa
cukup, Se Na meminta Park Ha membelikan
minuman dan menawarkan diri untuk
membuang rambut yang menempel di sisir
Park Ha.
Park Ha asyik bercanda dengan ibu Man, Se
Na datang dan menggoda Park Ha dan
ibunya. Dia bertanya perihal ibu Park Ha,
dan ia mulai membandingkan ingatan
kecilnya dengan ingatan Park Ha.
Tae Mo dan ayahnya, menyambut
kedatangan Ny. Jang. Ny. Jang
berterimaksih atas jemputan dan
menanyakan Se Na, Ayah Tae Mo
tersenyum, Tae Mo menjelaskan kalau Se
Na telah pergi ke kantor lebih dulu. Ny.
Jang izin pamit pun izin pamit dengan
wajah kecewa. Ayah Tae Mo mengeluh
karena Se Na belum juga muncul. Tae Mo
menenangkan ayahnya dengan mengatakan
Se Na akan datang secepatnya.
Ny. Jang menemui Ibu Man Ok, mereka
mengobrol bersama sambil minum kopi,
Man Ok mencandai karena Ny. Jang yang
berbeda dengan Se Na, perihal kesukaan
kopi. Ny. Jang berterimakasih kepada Man
Ok karena telah membesarkan Se Na.
Namun tetiba Ny. Jang limbung akibat
meminum kopi. Man Ok membawa Ny.
Jang ke rumah atap yang posisinya
terdekat. Karena Man Ok sibuk, ia pun
meminta Park Ha menjaga Ny. Jang.
Tetiba Lee Gak ada disamping Park Ha
sehingga ia terkejut, Lee Gak marah karena
Park Ha tidak memberitahunya saat ibunya
datang. Park Ha meledek Lee Gak dengan
mengatakan kalau ini bukan jaman Joseon.
Lee Gak semakin kesal, ia memanggil trio
pengawalnya, namun tak satupun yang
menjawab, karena mereka sedang sibuk
main game, internetan, dan dengerin musik.
Lee Gak melotot, Park Ha tersenyum puas
dan meninggalkan Lee Gak. Lee Gak
bergumam akan menghukum semuanya.
Malam harinya Park Ha menghidangkan
sup seafood untuk mereka dan Ny, Jang. Ia
menyiapkan sup untuk Ny. Jang. Lee Gak
bersiap meminta bagiannya, namun trio
pengawal sudah lebih dulu meminta bagian,
sehingga Park Ha mendahulukan mereka.
Lee Gak mengamati setiap sendokan sup
Park Ha, dan akhirnya marah karena
supnya sudah lebih dulu habis. Park Ha
mengisyaratkan Lee Gak diam. Trio
pengawal menertawakan Lee Gak, dan Ny.
Jang tersenyum-senyum melihat ulah
mereka.
Ny. Jang kembali ke hotel dan berbicara
dengan pengacaranya, si pengacara
meminta ia menandatangani dokumen yang
menyatakan bahwa saham bisnisnya yang
di New York akan diberikan pada Se Na,
yang artinya Se Na kelak akan menjadi
pemilik saham terbesar kedua. Ny. Jang
menandatanganinya tanpa ragu.
Di tempat lain, Tae Mo menyuruh Se Na
menunggu di cafe, selama ia menemui Ny.
Jang. Se Na tampak cemas sekali, namun
Tae Mo meyakinkan kalau Se Na akan
berhasil melakukannya.
Ny Jang membaca kembali perjanjian
sahamnya untuk Se Na, kemudian Tae Mo
masuk. Ny. Jang segera menanyakan
keberadaan Se Na, namun Tae Mo
membahas perihal perintah putri yang
hilang sehingga Ny. Jang terkejut apa benar
Tae Mo telah menemukan In Joo. Tae Mo
meyakinkan Ny. Jang dan mengajaknya ke
cafe, di sana Se Na duduk dengan cemas.
Ny. Jang tersenyum bersiap menyapa In Jo,
namun ia kaget melihat Se Na yang ada di
sana. Tae Mo segera mengeluarkan hasil
tes DNA. Ny. Jang pun tersenyum tak
percaya. Tae Mo mengajak Ny. Jang
mendekati Se Na, namun Ny. Jang menolak
dan mengatakan akan kembali ke kamar
untuk minum obat.
Di dalam kamarnya, Ny. Jang kesal, ia
memandang kembali perjanjian sahamnya.
Kemudian mengambil fotonya bersama In
Joo kecil dan ayahnya sambil bergumam
dalam hati, “Se Na kau juga putriku, tapi
yang aku cari bukan kau. Apa yang kau
lakukan? Kenapa kau membohongiku?”.
(hahaha kadal mau ngadalin buaya, yah
mana bisaa, Ny. Jang jauh lebih sadis dan
licik dari Se Na, masa mau ditipu!!,
kasihan,, senjata makan tuan).
Park Ha asyik mencuci pakaian, dengan
dimandori Lee Gak sambil makan es krim.
Park Ha mengeluh lelah dan kepanasan
sehingga Lee Gak menawarkan es krim nya.
Park Ha tersenyum kemudian menggigit es
krim tersebut dan memuji kelezatannya.
Lee Gak tersenyum melihat ulah Park Ha.
Lee Gak menanyakan sesuatu yang serius,
“Kenapa kau tidak memberitahu perihal
kakakmu? Ini sangat aneh”
“Ah, aku juga. Dia adalah anak ibu tiriku.
Unni tidak ingin orang lain tahu. Karena itu
aku menyembunyikannya. Tidak ada alasan
lain. Aku sudah memberitahumu yang
membuat penasaran. Cepat bantu aku
mencuci”
Lee Gak tersenyum kemudian
menghabiskan es krimnya dan dengan
dipegangi Park Ha mulai masuk ke dalam
bak membantu Park Ha nyuci. Awalnya Lee
Gak kedinginan, namun lama2 ia menikmati
mencuci bersama Park Ha. (yeee, ternyata
ada jenis dansa baru, bergoyang bersama
dalam bak cuci, ;p)
Se Na masih saja cemas, bahkan takut
sekali. Tae Mo duduk sambil minum kopi.
Ia menenangkan Se Na dengan adanya
hasil test DNA. Ny. Jang menemui mereka,
kemudian memeluk Se Na, “aku
merindukanmu In Joo…”. Se Na merasa
lega Ny. Jang mempercayainya dan Tae Mo
tampak senang.
Ny. Jang menanyakan ingatan masa kecil
Se Na, seperti kebanyakan orang jahat, Se
Na pun menggunakan kisah Park Ha
sebagai masa kecilnya, termasuk perihal
kecelakaaan diusia 9 tahun.
Sementara itu, di rumah atap, Park Ha dan
Lee Gak mulai menjemur hasil cucian
mereka sambil bercakap-cakap, “aku
kehilangan ingatanku saat usia 9 tahun
karena kecelakaan. Kemudian aku hidup
sendiri hingga seseorang mengadopsiku dan
membawaku ke Amerika. Dua tahun lalu
aku kembali ke Korea untuk menemukan
ayahku. Tapi dia sudah meninggal. Setelah
itu aku bertemu yang Mulia dan hidup
seperti ini”
“Apa kau sudah ingat sekarang?”
“Kenapa aku harus tidak ingat wajah
ayahku saat masih muda?”
Di tempat lain, Se Na/In Joo palsu
mengakui kalau dirinya tak ingat wajah
ayahnya saat masih muda dan
menggunakan kisah sedih Park Ha diusia 1
tahun (yang diceritakan Park Ha di sauna),
“lantainya sangat dingin. Waktu tak ada
uang, sehingga ayah hanya menaruhku ke
perutnya”
Ny. Jang terkejut mendengarnya, ia
bergumam dalam hati, “Se Na, bagaimana
kau bisa tahu hal ini?”
Lee Gak memandangi Park Ha yang sedang
asyik menjemur pakaian sambil bergumam
sendiri, “putri mahkota adalah sekretaris
Hong. Adik sekretaris Hong adalah Park Ha.
Adik putri mahkota adalah Bu Yong”.
Ingatannya pun kembali membayangkan
putri mahkota dan Bu Yong. Ia juga
teringat kalau arti nama Park Ha sama
dengan nama Bu Yong yaitu bunga sepatu/
teratai. Dan tepat pada saat itu, Park Ha
memanggil Lee Gak, namun karena tak ada
sahutan, Park Ha menurunkan jemurannya
sebatas hidung untuk melihat Lee Gak.
Melihat penampakan Park Ha, Lee Gak
kaget dan berkata, “Park Ha, kau adalah Bu
Yong”. Park Ha tersenyum dari balik
jemuran.
~~~~~~~~~~~~
THANKS TO
Pelangi Drama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar